
Saumlaki_ Jika seorang Bupati atau pejabat publik saja bisa membohongi rakyatnya lalu bagaimana nasib rakyatnya kedepan nantinya? jika jika hal hal sampai terjadi maka sistim pemerintahan di daerah tersebut kedepannya akan di bangun juga dengan sebuah kebohongan belaka. Karen diketahui Belum genap setahun kepememimpinan beliau di Kabupaten Kepulauan Tanimbar (KKT), Bupati Ricky Jawerisa, secara jelas memperlihatkan salah satu sisi dirinya yang ternyata adalah pemimpin yang “tidak konsisten” dan berbuah Kebohongan semata.
Sebutan ini layak serta tepat untuk dialamatkan pada Sorang Bupati Ricky Jawerissa, lantaran ternyata di ketahui Kabag Hukum Setda KKT Ricky Malisngoran, telah melayangkan laporan polisi kepada para demonstran Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (P3K) paruh waktu yang melakukan aksi demo mereka beberapa pekan lalu di Saumlaki.
Karena, para P3K setelah mereka usai melakukan aksi demo tertanggal 1 Oktober 2025 lalu. Sepekan kemudian, tepatnya tanggal 15 Oktober, sebanyak 10 warga yang adalah bagian dari aksi tersebut yang juga merupakan Masyarakatnya mereka menerima surat panggilan klarifikasi dari penyidik Reskrim Polres Kepulauan Tanimbar.
Padahal, jelas jelas secara tegas usai menerima aspirasi dan berdiskusi bersama para pendemo saat itu baik di kantor bupati maupun di pelataran halaman kantor DPRD Kewarbotan, seorang Bupati Ricky Jauwerissa menegaskan kalau pihaknya menerima aksi dan tindakan para pendemo dengan sedikit anarkis merusak kaca jendela kantor BKPSDM.
“Beta kira seng sampe situlah. Kalau cuma sebatas kaca ya, Pemda masih bisalah. Tetapi ini peringatan keras untuk kedepan nanti penyampaian pendapat tidak boleh lagi,” ucap seorang Bupati Ricky Jauwerissa saat itu.
Bahkan Seorang Ricky Jauwerissa Ia mengakui dan menerima bahwa aksi demo hari itu menjadi pembelajaran pertama pada masa kepemimpinannya. Pasalnya sejak awal saat aksi demo berlangsung, Kapolres juga telah mengingatkan agar siapapun yang melakukan tindakan anarkis pasti ada hukumannya.
Sayangnya, statmen orang nomor satu yang telah di pilih oleh ribuan Masyarakat di Tanimbar ini kembali berubah seratus delapan puluh derajat, ketika hari ini, Selasa (21/10/2025), usai melantik sekda defenitif KKT, Bupati Ricky mengakui dengan jelas jelas kalau dirinyalah yang memerintahkan Kabag hukumnya untuk melaporkan belasan rakyatnya sendiri yang sedang mencari sebuah keadilan, lantaran telah mengabdi belasan hingga puluhan tahun di Pemda Tanimbar, namun harus kandas dengan lulusan siluman yang gunakan SK bodong pada seleksi P3K ini serta di duga dalam SK Bodong tersebut beberapa Orang Dekat Bupati yang tidak pernah honor di sala satu Dinas manapun di Tanimbar ini tapi namanya lolos dalam seleksi saat itu ini sangat kontrofersial dan di duga Bupati Ricky pun terlibat campur tangan dalam masalah ini.
“Saya tahu ada laporan polisi bagi mereka,” ucapnya yang secara refleks tak bisa menutupi kekagetannya ketika awak media kembali ingatkan akan statmennya beliau untuk tidak memproses hukum para demonstran yang melakukan aksi pelemparan kaca jendela kantor BKPSDM tersebut
Ketika ditanya alasannya apa yang melatar belakangi laporan polisi terhadap rakyatnya sendir itu, Bupati sampaikan kalau seingat dirinya saat ketemu para pendemo perwakilan, kedua belah pihak telah sepakat untuk melakukan aksi secara damai. Namun, kemudian lanjut Ricky bahwa ada oknum-oknum yang memanfaatkan situasi ini.
“Ya lihat saja, kalau memang ternyata bukan setingan. Lihat hasil pemeriksaan seperti apa,” tandasnya kepada wartawan.
Sementara itu, saat ini para pendemo yang nasib mereka masi terkatung belum jelas seperti apa para wakil rakyat kita belum juga mengambil langkah untuk menyelamatkan masyarakatnya yang saat ini sedang dalam proses hukum padahal aspirasi dari para pendemo telah di terima oleh mereka, ini pun sangat tidak adil bagi masyarakat Tanimbar saat ini.
Kepada media ini sala satu tokoh masyarakat yang tak ingin namanya di cantumkan pada media ini mengatakan bahwa, kita masyarakat Tanimbar ini saya yang bodok, kenapa saya katakan demikian, kita mau saja di bodo bodohin serta di bohongin oleh seorang Bupati seperti Ricky Jauwerissa ini, ini adalah sebuah fakta dan bukti bahwa bupati Ricky Jauwerissa telah membohongi kita masyarakat Tanimbar.
Sebelum Pilkada di daerah ini beliau sendiri yang menjanjikan akan memberikan serta menaikan upah bagi para RT dan RW Rp 200 juta hingga Rp 300 Juta tapi faktanya saat ini manah janji kampanyenya itu. Sampai saat itu beliau sendiri yang katakan di depan masyarakat saat kampanye bahwa mereka bukan orang cina jadi mereka tidak tau hitung ini adalah bukti kongkrit yang telah terjadi. Kalau bukan beliau seorang Pembohong dan Penipu lalu predikat apa yang harus kita sandangkan untuk beliau. Ko beliau tega teganya mau memenjarakan Rakyat yang telah memilih beliau.(**)





