Jakarta_ Pantau_Hukum.com//- Para Mahasiswa dan para pendemo menggeruduk Gedung DPR RI di kawasan Senayan, Jakarta Pusat. Ratusan mahasiswa dari berbagai universitas yang tergabung dalam BEM SI ini, menggelar aksi unjuk rasa di area Gedung DPR RI. Demonstrasi ratusan orang terjadi di depan DPR RI, Senin (25/8/2025).
Dari pantauan media ini, pendemo mulai datang sekitar pukul 11.00 WIB dan memadati Jalan Gatot Subroto.
Aparat kepolisian memukul mundur massa pendemo sekitar pukul 12.40 WIB dengan water cannon. Hal ini dilakukan ketika massa aksi bergeser dari gerbang utama DPR di Jalan Gatot Subroto ke arah gerbang Pancasila di belakang kompleks parlemen tersebut
Aparat melakukan penyemprotan dengan alasan massa mulai melempari aparat. Polisi juga sempat menembakkan gas air mata ke arah massa yang melakukan demonstrasi.
Lalu apa tuntutan dari pendemo?
Sesuai siaran pers yang sudah beredar aksi itu dinamai “Indonesia Gelap, Revolusi Dimulai”. Adapun beberapa poin penting yang menjadi tuntutan para pendemo, antara lain?
1.Turunkan Prabowo-Gibran
2.Bubarkan Kabinet Merah-Putih 3.Bubarkan DPR RI
4.Hentikan proyek penulisan ulang sejarah Indonesia
5.Tangkap dan adili Fadli Zon atas penyangkalan terhadap tragedi pemerkosaan massal 1998
6.Tolak Rancangan Kitab Hukum Undang-Undang Anti-Pemerasan (RKHUAP)
7.Transparansi gaji anggota DPR
8.Batalkan kebijakan tunjangan rumah anggota DPR
9.Gagalkan rencana kenaikan gaji anggota DPR.
Massa pendemo yang datang datang ke gedung DPR menuntut agar pembatalan kenaikan tunjangan DPR serta mengkritisi sejumlah kebijakan pemerintah yang menyengsarakan masyarakat indonesia
Aksi ini digelar sebagai bentuk protes terhadap kenaikan tunjangan anggota DPR RI di tengah kondisi ekonomi masyarakat yang melemah serta carut marut ini.
Seruan aksi demonstrasi di depan Gedung DPR RI menyikapi kenaikan tunjangan anggota DPR RI, beredar di media sosial.
Total pendapatan anggota DPR RI periode 2024-2029 yang disebut-sebut akan mencapai lebih dari Rp100 juta per bulan, hal ini menuai polemik.
Disebut bukan gaji pokok yang naik, melainkan berbagai tunjangan yang melonjak tajam, mulai dari beras, telur, bensin, hingga tunjangan rumah yang kini mencapai Rp50 juta per bulan.
Massa demonstrasi terlihat membawa bendera One Piece dan mulai memanjat barier beton di depan gedung DPR/MPR RI.
Sebelumnya, seruan aksi ini ramai diperbincangkan di media sosial. Massa yang menamakan diri “Revolusi Rakyat Indonesia” menyatakan akan turun ke jalan. Mereka menuntut pembatalan kenaikan tunjangan DPR serta mengkritisi sejumlah kebijakan pemerintah yang dinilai tidak berpihak kepada rakyat.
Bukan saja para mahasiswa tapi ada juga sejumlah pengemudi ojek online (ojol) terlihat memadati kawasan Gedung DPR/MPR RI, Senayan, Jakarta.
Mereka sempat berhenti atau ‘mampir’ di sekitar lokasi, diduga untuk mengikuti ataupun memantau rencana aksi unjuk rasa yang sebelumnya ramai diserukan di media sosial.
Saya lihat di media sosial, di tik tok, di IG (Instagram) sama dari WA (WhatsApp), katanya mau ada demo di DPR siang ini,” ucap wawan, seorang driver ojek online, kepada media ini.
Sementara itu, puluhan pedagang kaki lima juga sudah menunggu kedatangan peserta aksi yang disebut akan datang dalam jumlah besar.
Puluhan pedagang itu ngemper di luar pagar gedung kompleks parlemen.
Mereka sebagian besar menjual air mineral, makanan ringan, hingga atribut aksi seperti bendera Merah Putih dan pernak pernik lainnya.
Kalau buat kami sendiri kami menghargai upaya-upaya yang akan dilakukan masyarakat,” ujar Anggota Komisi VIII DPR RI dari Fraksi PDIP, Selly Andriany Gantina di Gedung Nusantara, Kompleks Parlemen Senayan Menurut mantan wakil Bupati Cirebon ini, masyarakat memiliki kebebasan dalam melayangkan ekspresi termasuk kepada wakil rakyat.
“Karena mereka juga bebas untuk melakukan ekspresi,” Tentu ada badan yang akan menerima aspirasi masyarakat dan tentu demokrasi itu satu hal yang dangat wajar.
Kabid Humas Polda Metro Jaya (PMJ), Kombes Ade Ary mengatakan, seluruh personel itu gabungan dari Polri, TNI, hingga pemda. “Pengamanan di wilayah hukum PMJ melibatkan 2.975 personel, termasuk Satgasda, Satgasres, hingga BKO TNI, dan Pemda,” kata Ade dalam keterangan persnya, di Jakarta.
Selama melakukan aksi demo, Ade mengharapakan, para demonstran menyampaikan aspirasi secara damai. Jangan sampai ada peserta demo yang melakukan aksi provokatif atau merusak fasilitas umum.
Hingga berita ini di muat, para pendemo masi bertahan di lokasi aksi dan para aparat masi berusaha untuk membubarkan para masa pendemo sambil para pengunjuk rasa meneriaki yel yel yang di tunjukan kepada Wakil Rakyat.(**)




